Sajak Ramadan
Puisi : Akhmad Zailani
Aku kotor dan hidangan ramadan-Mu tersaji
ketika pintu pintu rahmat dibuka dan pintu pintu neraka ditutup
terimalah puasa mataku agar baik melihat Mata-MU
terimalah puasa telingaku agar baik mendengar Suara-MU
terimalah puasa hidungku agar baik mencium Wangi-MU
terimalah puasa mulutku agar baik menyebut Nama-Mu
terimalah puasa tanganku agar baik menyambut Hadir-Mu
terimalah puasa kakiku agar baik melangkah di Jalan-MU
terimalah puasa pikiranku agar baik selalu mengingat Diri-Mu
terimalah puasa kelaminku agar baik merasakan Nikmat-Mu
terimalah puasa hatiku agar baik merasakan Cinta-Mu
terimalah puasa semua yang ada di diriku agar bisa mendekap erat Diri-Mu
Aku kotor dan hidangan ramadan-MU tersaji
ketika pintu pintu rahmat dibuka dan pintu pintu neraka ditutup
berkahi mataku lewat puasaku
berkahi telingaku lewat puasaku
berkahi hidungku lewat puasaku
berkahi mulutku lewat puasaku
berkahi tanganku lewat puasaku
berkahi kakiku lewat puasaku
berkahi pikiranku lewat puasaku
berkahi kelaminku lewat puasaku
berkahi hatiku lewat puasaku
dan berkahi semua yang ada didiriku
memang tidaklah bersih sempurna dan suci sempurna
mohon pelukkan diriku
bawalah ke Ramadan-Mu lagi,
untuk kembali mandi dengan air ramadan-Mu
agar sejuklah diri dan hatiku
untuk siap bertemu dengan diri-MU
Samarinda, 13 Ramadan 1437/18 Juni 2016
Puasa Puisi
Puisi : Akhmad Zailani
puasa puisi
ada yang makan nasi
tampak kaki di siang yang basi
mengaku puasa sama mami papi
tak tahunya makan sembunyi sembunyi
di warung yang sepi
ini bulan suci
jaga hati
jangan biarkan hati berdaki
buang sifat iri dengki
atau masukan dalam laci
dikunci rapi
Ini bulan suci
jangan persulit birokrasi
mulut penuh tahi
karena caci maki
wajah penuh tahi
karena senyum telah mati
ini saatnya berhenti
untuk merehabilitasi diri
puasa puisi
ini bulan suci
jangan tidak tahu diri
perbanyak berbagi
jangan makan sendiri
saatnya mulai berhenti
untuk tidak lagi korupsi
Samarinda, 13 Ramadan 1437/18 Juni 2016